Jumat, 25 Oktober 2013

Model Protokol dan Referensi Jaringan

Model Referensi TCP/IP

TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol), sama seperti halnya OSI, merupakan sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan komputer. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Kesimpulannya, TCP/IP inilah yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu jaringan. 

Sekumpulan protokol yang terdapat dalam TCP/IP diklasifikasikan berdasarkan layer atau lapisan, dimana pada TCP/IP terdapat 4 layer.

 Berikut penjelasan dari masing-masing layer tersebut:

a.         Layer 1 (Network)

Layer ini menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan paket data untuk membuat sambungan langsung (physical link) termasuk detil teknologi jaringan yang digunakan.
Layer network bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio. Karena tugasnya ini, protokol pada layer ini harus mampu menterjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang di mengerti oleh komputer yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.

b.        Layer 2 (Internet)

Layer internet berfungsi mengirim paket data antara jaringan yang berbeda dan menentukan lintasan yang ditempuh serta bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat.
Pada layer ini terdapat tiga macam protokol, yaitu IP, ARP, dan ICMP. IP (Internet Protocol) berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ARP (Address Resulotion Protocol) ialah protokol yang digunakan untuk menemukan alamat hardaware dari host/komputer yang terletak pada network yang sama. Sedangkan ICMP (Internet Control Massage Protocol) ialah protokol yang digunakan untuk mengirimkan pesan dan melaporkan kegagalan pengiriman data.

c.         Layer 3 (Transport)

Layer Transport berfungsi untuk menjaga kualitas layanan pengiriman data dari host asal ke host tujuan dan bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Pada lapisan Transport menggunakan Acknowledgement positif dan Acknowledgement negative pada aliran datanya. Acknowlegment positif akan memberitahukan pesan apabila data yang di transferkan telah sampai sedangkan Acknowledgement negative jika paket yang ditransfer tidak sampai ke tujuan maka akan terjadi pengiriman ulang.

Pada layer ini terdapat dua protokol, yaitu TCP (Transmission Control Protokol) dan UDP (User Datagram Protocol).

d.        Layer 4 (Application)

Fungsi Application Layer pada model referensi TCP/IP mengkombinasikan fungsi session, presentation, dan application pada model refernsi OSI.
Pada layer inilah terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP misalnya HTTP, FTP, Telnet, SMTP, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, gambar layer dari model referensi OSI dan model referensi TCP/IP adalah sama meskipun jumlah layernya berbeda. Berikut adalah gambaran layer dari keduanya.

Model Referensi OSI, Fungsi dan Kegunaannya

OSI (Open System Interconnection) dikembangkan oleh Internasional Standarization Organization (ISO) pada tahun 1984. OSI merupakan salah satu contoh protokol dalam jaringan komputer / host, dimana OSI ditujukan sebagai solusi untuk memberikan standarisasi kompabilitas jaringan sehingga tidak membatasi komunikasi antar produk maupun teknologi dari vendor yang berbeda dengan sistem yang berbeda pula.
Protokol OSI memiliki 7 layer atau lapisan. Layer 7, 6, dan 5 difokuskan untuk pelayanan dari suatu aplikasi, sedangkan layer 4, 3, 2, dan 1  difokuskan untuk aliran data dari host satu ke host lainnya atau dari ujung satu ke ujung yang lain (end-to-end). Berikut ini adalah penjelasan tentang fungsi dan kegunaan masing-masing layer.
a.         Layer 1 (Physical)
Ø  Fungsi
-    Layer ini Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan, dan pengkabelan. 
Ø  Kegunaan
-       Menghubungkan komputer dengan media transmisi data pada sebuah jaringan.
Ø  Contoh
-       RJ-45, Ethernet, NRZI, dan LAN Card.
b.        Layer 2 (Data Link)
Ø  Fungsi
-       Mengatur pengiriman data dari interface yang berbeda, semisal pengiriman data dari Ethernet 802.3 menuju ke HDLC pada WAN.
Ø  Kegunaan
-       Mengelompokkan bit data menjadi frame sehingga memudahkan manajemen data.
Ø  Contoh
-       IEEE 802.3, HDLC, dan FDDI.
c.         Layer 3 (Network)
Ø  Fungsi
-       Addressing dan routing.
Ø  Kegunaan
-       Mendefinisikan alamat IP, membuat header untuk paket data atau frame, dan kemudian melakukan routing.

Ø  Contoh
-       IP, IPX, dan Appletalk DDP.
d.        Layer 4 (Transport)
Ø  Fungsi
-       Pemaketan data dan cek pengiriman data.
Ø  Kegunaan
-       Memecah data yang dikirim ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket data telah diterima dengan sukses, dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang atau gagal dikirim di tengah jalan.
-       Melakukan koneksi end-to-end.

Ø  Contoh
-       TCP, UDP, dan SPX.
e.         Layer 5 (Session)
Ø  Fungsi
-       Pengaturan jangka waktu hubungan / koneksi atar host.
Ø  Kegunaan
-       Mendefinisikan cara memulai, memelihara, atau menghancurkan koneksi. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama data.

Ø  Contoh
-       RPC, SQL, NFS, dan SCP.
f.          Layer 6 (Presentasi)
Ø  Fungsi
-       Pendefinisian format data, seperti ASCII text, binary, dan jpeg.
Ø  Kegunaan
-       Mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
-       Mengurus dan mengolah format data sehingga dapat dipahami oleh berbagai macam media.


Ø  Contoh
-       JPEG, ASCII, GIF, MP3, dan MPEG.
g.         Layer 7 (Aplikasi)
Ø  Fungsi
-       Pelayanan komunikasi pada suatu aplikasi.
Ø  Kegunaan
-       Mengurangi kompleksitas pada pemrograman sehingga memudahkan produksi sebuah program aplikasi.
-       Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan.

Ø  Contoh
-       Telnet, HTTP, FTP, dan SMTP.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar